Page 126 - Ayah - Andrea Hirata
P. 126

Ayah ~ 113


            ter, mendapat pekerjaan sebagai tukang gulung dinamo di

            bengkel listrik CV Pijar Jaya Abadi. Tamat yang bercita-cita
            menjadi pilot diterima bekerja sebagai tukang kipas satai di
            warung satai kambing muda Afrika. Adapun Sabari yang ber-
            cita-cita menjadi guru Bahasa Indonesia SD diterima bekerja
            di pabrik es.

                 Toharun berpamitan kepada mereka, tetapi tak mem-
            beri tahu mau merantau ke mana. Mungkin ke Bangka, Pa-
            lembang, atau Jakarta untuk mengejar cita-citanya menjadi
            Menteri Olahraga Republik Indonesia. Setelah berpamitan,
            lelaki yang besar seperti lemari itu tak ada kabar beritanya.
                 Sebenarnya, Sabari  diterima bekerja sebagai penjaga
            toko furnitur dan penjaga air mineral isi ulang, tetapi dia tak
            mau. Dia mau kerja berat membanting tulang. Dia mau tu-

            buhnya hancur setiap pulang kerja, lalu jatuh tertidur lupa
            diri. Bangun tidur dan bekerja keras lagi. Semua itu karena
            dia mulai bertekad untuk melupakan Lena. Ini kemajuan. Ba-
            rangkali semakin dewasa dia semakin bijak.
                 Dia makin bertekad karena mendengar kabar Lena se-

            makin binal. Buncai, tukang kredit sekaligus biang gosip dari
            pintu ke pintu itu mengatakan bahwa Lena sudah pacaran
            dengan semua lelaki di kantor pelabuhan. Tak jelas apakah
            Buncai, yang sudah punya  anak empat, bergunjing begitu
            lantaran dia naksir Lena dan pernah kena tampar perempu-
            an itu di muka kantor camat, sebab bicara seenak jambulnya
            di muka umum.
   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131