Page 180 - Ayah - Andrea Hirata
P. 180

Ayah ~ 167


                 Tak ayal, Sabari berpikir mengapa dia dilanda mimpi-

            mimpi yang ganjil itu. Satu firasat yang tak bisa dipastikan-
            nya, apakah buruk, ataukah baik, melandanya.
                 Adapun keadaan di pabrik biasa saja, di rumah Lena
            juga rutin saja, yaitu hampir setiap hari terdengar pertempur-
            an sengit Lena versus Markoni. Namun, pertengkaran sore itu

            berbeda, yakni disertai bunyi benda-benda pecah. Hal itu tak
            pernah terjadi sebelumnya.
                 Sabari suka malas berkaca karena sering heran sendi-
            ri melihat telinganya yang lebar macam telinga wajan. Hari
            ini dia mengerti, untuk keperluan siang inilah mengapa nasib
            memberinya bentuk telinga seperti itu.
                 Waktu pertengkaran  itu meletus, jarak  Sabari  dengan
            TKP kira-kira 75 meter, cukup jauh, tetapi dia tahu Markoni

            muntab luar biasa lantaran Lena dengan segala jambalaya as-
            maranya akhirnya mengalami semacam peristiwa di luar rencana
            dan situasi itu harus segera diatasi sebab nama baik Markoni
            dipertaruhkan. Sabari tegang, otaknya berputar cepat, jan-
            tungnya berdegup-degup.

                 Keributan itu berlangsung berhari-hari karena keputus-
            an harus segera diambil. Dan Lena, karena satu dan lain hal
            yang kurang sopan dibahas di dalam novel, bingung menetap-
            kan keputusan. Ditanyai Markoni, dia disorientasi. Semuanya
            begitu gampang diduga, yaitu diperlukan seseorang untuk
            menyelamatkan situasi. Selama berhari-hari itu pula Sabari
            tak bisa tidur, ketar-ketir dia mengantisipasi apa yang akan
   175   176   177   178   179   180   181   182   183   184   185