Page 181 - Ayah - Andrea Hirata
P. 181

168 ~ Andrea Hirata


          terjadi. Sekarang dia paham makna mimpi kambing pandai

          bicara itu. Tuhan selalu menghitung, dan suatu ketika, Tuhan
          akan berhenti menghitung. Inilah saatnya suatu ketika itu.
              Apakah  kemudian Sabari  ditumbalkan  Markoni? Be-

          gitukah drama  ini berlangsung?  Segampang itukah kejadi-
          annya? Tidak, sama sekali tidak. Yang terjadi adalah Sabari
          menumbalkan dirinya sendiri. Dengan perasaan waswas dia
          mendekati seseorang bernama Tabrani.
              “Ni, katakan pada Rosmala, kalau Markoni memerlu-

          kan bantuanku, untuk mengawinkan kambing misalnya, aku
          siap sedia, seratus persen, jiwa dan raga.”
              Berkerut kening Tabrani.

              “Apa maksudmu, Ri? Setahuku, Markoni tak punya
          kambing, bantuan apa? Tak paham aku.”
              “Aih,  janganlah  kau panjang tanya. Sampaikan saja,
          nanti Rosmala pasti tahu maksudnya.”
              Sebelum menemui Tabrani, Sabari sudah bicara dengan

          Rosmala.
              “Kak, kalau Kakak menerima kabar dari Tabrani, pin-
          dah tangankan kabar itu pada Syamsir.”

              Sudah barang tentu Rosmala heran.
              “Kabar apa, Ri?”
              “Aih, janganlah Kakak ni banyak tanya lagi. Sampaikan
          saja pada Syamsir. Sebelum dan sesudahnya kuucapkan teri-
          ma kasih.”
   176   177   178   179   180   181   182   183   184   185   186