Page 188 - Ayah - Andrea Hirata
P. 188

Ayah ~ 175


                 Sebenarnya, Tamat ingin segera ke warung kopi, tetapi

            dia disemprot majikannya. Belakangan, tepatnya sejak Sabari
            kawin, dia sering melamun saat mengipasi satai. Akibatnya,
            satai hangus. Dia kena SP 1 (surat peringatan 1). Hal itu da-

            patlah disebut skandal sebab Tamat adalah pegawai bermutu
            tinggi. Majikan tak habis mengerti apa yang terjadi padanya.
            Namun, Tamat mengerti apa yang terjadi padanya, yaitu dia
            mau seperti Sabari, dia mau punya istri, itulah penyebab satai
            menjadi arang.

                 Hal serupa ternyata dialami Ukun. Beberapa pelanggan
            mengeluh, kapasitor  pompa air  mereka meletus gara-gara
            voltase dinamo terlalu tinggi. Yang menggulung dinamo itu

            Ukun.
                 Ukun juga pegawai andalan dengan pengalaman ta-
            hunan.  Dia tekun, terampil, tak pernah memeleset. Boleh
            jadi di seluruh Provinsi Sumatra Selatan dialah yang paling
            jago menggulung dinamo. Juragan bertanya dengan lembut

            kepada karyawan kesayangannya itu, mengapa pekerjaannya
            tidak seperti biasanya.
                 “Tegangan dinamo tinggi karena tegangan saya sendiri

            tinggi, Pak, sebab saya mau punya bini, Pak,” jawab Ukun.
                 Alhasil, Tamat dan Ukun tahu kepada siapa mereka ha-
            rus menumpahkan kekesalan atas hidup mereka yang tadinya
            tenteram, lalu mendadak kacau balau.
                 “Terus terang,” kata Tamat, “dunia ini tak pernah adil!”
   183   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193