Page 210 - Ayah - Andrea Hirata
P. 210
Ayah ~ 197
Hubungan Lestari. Buklet laporan realisasi anggaran dari anak
buahnya yang dibacanya semalam dan harus didisposisinya
hari ini, foto istri dan anak-anaknya, semua sudah pada tem-
patnya.
Manikam menutup koper, mengacak nomor kombinasi,
berjalan melintasi ruang tengah, dan tersenyum melihat foto
prewed-nya di dinding.
Fotografer yang kreatif itu mengarahkan mereka berpo-
se di depan gudang peninggalan Belanda di sebuah perkebun-
an kopi. Calon istrinya duduk dengan wajah diarahkan untuk
sedikit cemas. Manikam berdiri di belakangnya, memanggul
sepucuk senapan antik. Makna foto itu tentu Manikam siap
jiwa dan raga melindungi istrinya nanti dari ancaman apa
pun di dunia ini, dan begitulah Manikam selalu berjanji ke-
pada istri dan dirinya sendiri. Tak diragukan, foto prewed itu
sarat akan makna.
Dipanaskannya mobil, lalu dia meluncur. Karena masih
pagi, jalanan sepi. Anak-anak sekolah baru tampak satu-dua,
berjalan kaki atau bersepeda dengan rambut yang masih ba-
sah habis mandi dan terburu-buru ke sekolah. Yang berangkat
pagi-pagi itu pasti yang kena giliran piket di kelas. Manikam
kembali tersenyum. Dia senang melihat anak-anak berang-
kat ke sekolah masih pagi, membuat dia terkenang masa ke-
cil di Talang Betutu, lalu dia teringat pertemuan pertamanya
dengan istrinya di MTs di sana. Kini semuanya seakan telah
membeku di dalam waktu.

