Page 226 - Ayah - Andrea Hirata
P. 226

Ayah ~ 213


            keluar. Sabari bangkit, berjalan keluar menyusul Ukun dan

            Tamat. Dia sempat menoleh ke belakang, melihat tempat
            Lena duduk tadi. Begitu  cepat semuanya  berlangsung, lalu
            dia merasa kosong. Di dunia nan fana ini, cinta bersemi dan
            terempas tiada jeda.
                 Dari tempat parkir sepeda motor, juru antar melihat tiga

            orang berdandan aneh berjalan melintasi pekarangan gedung
            pengadilan agama. Dia mengenal salah seorang dari mereka.
                 Juru antar sedih melihat Sabari,  tetapi tak ada waktu
            untuk bersedih-sedih sebab banyak surat panggilan  beper-
            kara yang harus diantar. Masih menumpuk. Untuk ukuran
            kabupaten, angka perceraian di Belitong termasuk yang ter-
            tinggi. Juru antar sibuk macam madu angin. Puluhan kali dia
            mengengkol motornya, tak juga hidup mesinnya. Dia meng-

            ambil napas lalu mengengkol lagi, berkali-kali, tetap gagal.
            Mungkin karena sebagian hatinya tak ingin mesin motornya
            menyala.
   221   222   223   224   225   226   227   228   229   230   231