Page 228 - Ayah - Andrea Hirata
P. 228
Ayah ~ 215
merekam lagu-lagu mereka, termasuk lagu “Aku Berlari” cip-
taan Jon itu. Bagi orang-orang tertentu, nasib sial selalu da-
tang pada saat yang tidak tepat, begitu pula nasib baik. Teori
ini agak membingungkan memang.
Minggu menjadi bulan, bulan menjadi tahun, satu ta-
hun menjadi dua tahun. Sudah selama itulah sejak Manikam
dan Jon bergabung dengan satu armada besar kaum duda.
Drs. Zulkifli, alias Zul, kawan baik Manikam, berkali-kali me-
nyarankan agar Manikam menikah lagi karena itu baik untuk
anak-anaknya. Manikam masih trauma.
Zul mengenalkan beberapa perempuan, Manikam tak
acuh. Adakalanya Manikam seperti berminat, bersemangat,
tetapi kemudian dengan cepat membeku kembali, macam
lava yang tumpah dari Gunung Kilauea lalu tercebur ke Laut
Hawaii yang dingin. Jika Zul memperlihatkan foto perempu-
an, foto itu dilungsurkan Manikam kembali kepadanya.
Alkisah, Zul punya sepupu yang tinggal di Toboali dan
mengenal seorang perempuan pegawai loket wesel di kantor
pos. Pegawai loket itu mengenal seorang pengantar telegram
di kantor Telkom. Pegawai Telkom itu mengenal pegawai
kursus komputer yang bersedia dikenalkan dengan seorang
pria baik-baik, usia matang, sehat badan dan pikiran, suka
membaca buku, tidak merokok, tidak minum minuman keras,
tidak suka mengunyah-ngunyah permen karet secara kam-
pungan, kalau makan tidak berbunyi, dan yang terpenting:
menyukai travelling.

