Page 232 - Ayah - Andrea Hirata
P. 232

Ayah ~ 219


                 Sabari menggigil. Tak ada yang paling ditakutkannya

            selain Zorro diambil darinya. Namun, Sabari membujuk diri-
            nya sendiri dengan mengatakan bahwa Buncai adalah pem-
            bual kelas satu.

                 Bual Buncai lagi, Lena akan mengambil Zorro kapan
            pun atau di mana pun dia mau, kalau dia sudah sempat, kalau
            semua urusannya dengan dealer vespa itu sudah beres. Dia tak
            perlu memberi tahu Sabari sebab Sabari tak punya hak apa-
            apa atas bocah itu.

                 “Hati-hati, Boi,” Buncai mengingatkan Sabari.
                 “Ini masalah hukum.  Kata Lena, kalau  kau macam-
            macam, kau akan dilaporkan kepada pulisi, bisa kena kurung

            kau!”
                 Di  depan  Ukun  dan  Tamat,  Sabari mempertahankan
            posisinya dengan dalih bahwa tak ada orang yang lebih dekat
            dan lebih sayang di dunia ini kepada Zorro selain dirinya.
                 “Setuju,” kata Tamat dengan tenang.

                 Bahwa Zorro sudah ada dengannya sejak masih merah.
                 “Setuju.”
                 “Bilang sama Lena, Kun,” pesan lelaki lugu itu.

                 “Dia boleh kawin dengan dealer vespa, dengan pengge-
            mar vespa, dengan pemilik bengkel vespa, dengan pembalap
            vespa, dengan pencuri vespa, dengan orang yang pernah di-
            tabrak vespa, bahkan dengan penemu vespa. Dia juga boleh
            mengambil tanahku, rumahku, warungku, sepedaku, kam-
   227   228   229   230   231   232   233   234   235   236   237