Page 236 - Ayah - Andrea Hirata
P. 236

Ayah ~ 223


                 Tentu dia tak memahami sebagian besar puisi ayahnya,

            tetapi dia dapat merasakan bahwa ayahnya sedang berusaha
            menyampaikan keindahan. Dia terpesona. Matanya berbinar
            menunggu kata-kata ajaib diucapkan ayahnya.



                 Dua pohon yang menyendiri
                 Dua pohon di tepi sungai yang mengalir sepi
                 Berdiri tegak, muda dan tumbuh
                 Mereka ingin mengatakan sesuatu

                 Namun, mereka tetap diam


                 “Itu puisi dari negeri yang jauh, Boi, Turki,” kata Sabari

            sambil membuka-buka lembar buku yang dihadiahkan ayah-
            nya: Puisi-Puisi Ahmet Munip Diranas.
                 “Kalau kau sudah masuk sekolah nanti akan Ayah ce-
            ritakan kisah yang hebat dari negeri yang lebih jauh lagi,
            Cartagena, Kolombia, itulah kisah Florentino Ariza.”

                 Sabari tergelak mendengar Zorro meniru ucapannya,
            yoyenyio yayiya! yoyenyio yayiya!
                 Kisah tetap Sabari untuk mengantar Zorro tidur adalah

            kisah istimewa karya ayahnya, yakni Kisah Keluarga Langit dan
            Nyanyi Puisi Merayu Awan. Dengan sukacita Sabari menurun-
            kan kisah itu kepada anaknya.
                 “Tahukah kau, Zorro? Awan dapat dirayu agar tak me-
            nurunkan hujan, nyanyikanlah puisi untuk awan.”
   231   232   233   234   235   236   237   238   239   240   241