Page 239 - Ayah - Andrea Hirata
P. 239

226 ~ Andrea Hirata


              “Aok.”

              Melambunglah  semangat Sabari  karena membayang-
          kan hebatnya kisah yang akan diceritakannya kepada Zorro.
              “Maaf, Kak, bolehkah aku meminta daftar menunya?”
              “Maksudnya?”
              “Aku memerlukan daftar menunya.”

              “Untuk apa?”
              Sabari  berkisah apa adanya. Bahwa dia memerlukan
          daftar menu itu untuk meninabobokan anaknya. Ternganga
          lebar mulut kakak itu. Lama diamatinya Sabari.
              “Berapa umur anak Pak Cik?”
              “Oktober nanti, pas tiga tahun, Kak.”
              Kakak itu tersenyum.
              “Anakku juga mau tiga tahun.”

              “Laki-laki, perempuan?”
              “Laki-laki, Pak Cik.”
              “Anakku juga laki-laki.”
              Kakak itu masuk kembali ke restoran lalu keluar mem-
          bawa daftar menu.

              Malam itu Zorro tergelak-gelak mendengar nama ma-
          sakan nasi goreng luar negeri dan ikan bakar luar negeri. Sa-
          bari senang meski dia sedih karena begitu miskin sehingga tak
          dapat membelikan Zorro makanan di dalam daftar menu itu.
          Dalam hati dia berjanji suatu hari nanti akan membelikan
          anaknya makanan-makanan itu. Sementara ini, biar cerita
          menu saja dulu.
   234   235   236   237   238   239   240   241   242   243   244