Page 240 - Ayah - Andrea Hirata
P. 240

Ayah ~ 227


                 Sabari terpikir untuk mencoba  restoran lain. Melalui

            kawannya, anak buah kapal feri Bangka–Belitong, dia men-
            dapat menu Restoran Copa Cabana, Pangkal Pinang. Sabari
            menitipkan ongkos kepada kawannya, anak buah kapal ba-
            rang Manggar–Sunda Kelapa.
                 Tak lama kemudian segepok menu restoran Tiongkok

            dan Jepang sudah ada di tangan Sabari. Tak tahu bagaimana
            cara anak buah kapal itu menggelapkannya. Mata Zorro tak
            berkedip, wajahnya tegang melihat ayahnya bersilat-silat me-
            niru jurus pendekar Yakiniku membasmi penjahat di Negeri
            Teriyaki. Akhirnya, pendekar jagoannya menang, Zorro ber-
            sorak-sorak girang, Sabari meraihnya lalu mengangkat anak-
            nya tinggi-tinggi.
                 Konon, hari paling penting dalam hidup manusia ada-

            lah hari saat manusia itu tahu untuk apa  dia dilahirkan.
            Sekarang Sabari tahu bahwa dia dilahirkan untuk menjadi
            seorang ayah. Seorang ayah bagi Zorro. Anaknya telah meng-
            urai semua misteri tentangnya. Bahwa wajahnya tidak tam-
            pan agar dia tidak menjadi orang seperti Bogel Leboi. Karena

            dia seorang Sabari maka Tuhan memberinya Zorro. Bahwa
            tangannya yang kasar dan kuat seperti besi adalah agar dia
            tak gampang lelah menggendong Zorro. Bahwa dia gemar
            berpuisi dan berkisah adalah agar dapat membesarkan anak-
            nya dengan puisi. Sabari memeluk anaknya yang telah jatuh
            tertidur, serasa memeluk awan.
   235   236   237   238   239   240   241   242   243   244   245