Page 248 - Ayah - Andrea Hirata
P. 248
Ayah ~ 235
Sabari memang buruk rupa, aku pun suka kasihan melihat muka-
nya itu, tapi hatinya baik! Hatinya mulia!!!
Begitu tepatnya Markoni menulis suratnya. Paling tidak
ada enam belas tanda seru dalam surat yang menyalak-nyalak
itu.
Lantas, Markoni bilang bahwa kesabarannya sudah ha-
bis karena Lena suka meraupkan abu ke mukanya, satu ung-
kapan betapa malunya orang Melayu. Bahwa dia tak mau
lagi menerima Lena kecuali anaknya itu sudah tobat.
Merasa kena usir, Lena yang tak kalah keras kepala
dengan ayahnya tersinggung berat. Api dilawan api. Patah
arang dia dengan ayahnya. Diremasnya surat ayahnya sekuat
genggamannya, lalu dibantingnya tanpa ampun. Dia berjanji
kepada dirinya sendiri untuk takkan pernah kembali ke Beli-
tong. Wassalam.
Zorro sendiri macam bola bekel dibuat nasib. Anak kecil itu
terombang-ambing dalam berbagai kepentingan orang dewa-
sa. Dia yang tak tahu apa-apa itu bak ekor badai, terbanting-
banting akibat kemelut rumah tangga.
Selama hidup bersama dealer vespa itu dia selalu rewel.
Saban malam dia susah tidur lantaran tak ada orang yang
bercerita kepadanya kisah makanan dan tak ada yang mem-
bacakannya puisi. Dia merengek-rengek sambil bernyanyi tak

