Page 252 - Ayah - Andrea Hirata
P. 252

Ayah ~ 239


            kat hidupnya merosot. Warungnya tak terurus, mismanagement.

            Nama Buncai menghiasi buku utang hampir setiap halaman.
            Nama Budimat dan Abdut muncul di buku itu sesering kata
            barang siapa muncul di dalam Kitab Undang-Undang Hukum
            Pidana. Nama Salamah tak pernah absen. Sesudah Salamah
            selalu ada Jamot dan Mainap. Seisi kampung tahu ketiga pe-

            rempuan itu saling bersaing dalam hal apa pun, ternyata juga
            dalam hal berutang. Sabari membolak-balik buku utangnya
            dan terkejut mendapati hampir setengah umat yang berada di
            Jalan Padat Karya telah berutang di warungnya. Warungnya
            kolaps. Karena patah semangat, Sabari juga tak mengurusi
            kambing-kambingnya. Dengan harga murah kambing-kam-
            bing itu dilegonya. Partikelir, itulah situasi Sabari sekarang.
   247   248   249   250   251   252   253   254   255   256   257