Page 247 - Ayah - Andrea Hirata
P. 247
234 ~ Andrea Hirata
Durian runtuh. Dia berlari kecil menyongsong perempuan
itu. Mereka berhadapan.
“Manikam?” tanya perempuan itu.
“Saya, saya Manikam,” Mantap, perempuan itu menju-
lurkan tangannya.
“Marlena.”
“Ini pasti Zorro,” kata Manikam sambil menunjuk bo-
cah tadi. Dengan pedang plastiknya, Zorro melukis huruf Z.
Sudah barang tentu sidang pembaca bertanya, apa yang ter-
jadi dengan dealer motor vespa itu? Alkisah, hanya beberapa
bulan berumah tangga dengan pria itu, Lena minta cerai. Se-
bab musababnya adalah semua yang dibayangkannya, tepat-
nya dijanjikan oleh lelaki itu, berbeda dalam praktik.
Hal sepele, Lena suka musik, lelaki itu tak bisa membe-
dakan musik dangdut dan musik reggae. Lena senang bepergi-
an, dia ingin melihat dunia, lelaki itu senang melihat burung
perkututnya. Lena tak mau menghabiskan sisa hidupnya de-
ngan lelaki yang maunya tinggal di rumah saja.
Kepribadian Lena yang tak suka ambil pusing membu-
atnya mudah saja memutuskan bercerai dan oleh karena itu
Markoni muntab luar biasa. Dia bilang dalam suratnya kepada
Lena bahwa Lena tak berpikir panjang soal anaknya, menyia-
nyiakan seorang lelaki, yang punya keterampilan di bidang
motor dan menyia-nyiakan Sabari.

