Page 287 - Ayah - Andrea Hirata
P. 287
274 ~ Andrea Hirata
Wahai Bagansiapiapi
Kau tahu, dengan satu puisi, aku dapat menaklukkanmu
Namun, kerling senjamu malah membuatku cemburu
Bagan, dan cinta pada laut yang kau ajarkan kepadaku
Bagan, rindu akan debur ombak yang kau nyanyikan untukku
Siapiapi, di bawah pesonamu, aku minta diri
Siapiapi, tibalah saatnya aku pergi
Namun, kalau aku tak lagi di sini
Kuingin kau pun tahu, Siapiapi
Bahwa hatiku, telah kau curi
Keesokannya Lena dan Zorro sudah ada di Tanjung Pi-
nang.
Setiap kota yang pernah dia tinggali telah memberinya ke-
san tersendiri. Ingin Zorro menulis seribu puisi tentang Ba-
tanghari, Siak, Rengat, Bengkalis, Pariaman, Indragiri Hulu,
dan Bagansiapiapi. Puisi tentang penganan khasnya, sungai-
sungainya, gunung-gunungnya, senyum perempuan tua pen-
jaja sirih di pasar tradisionalnya, keriut bunyi roda pedatinya,
hikayat dari para pemangku adatnya, kelakar para pemang-
kas rambut di bawah pohon asam, acara-acara radio lokal-
nya, anak-anak perempuan dengan jilbab indahnya, lantunan
merdu azan muazinnya dan pilar-pilar masjidnya, kemudian
dia terdampar di Tanjung Pinang, satu kota paling bersemi

