Page 291 - Ayah - Andrea Hirata
P. 291

278 ~ Andrea Hirata


              Tulisan Lena terhenti karena dia teringat akan sesuatu,

          dipandanginya Zorro. Dulu di Medan sering dia menulis su-
          rat diiringi denting gitar Jon, kini diiringi anaknya membaca
          novel dalam bahasa Inggris, terbata-bata.


              Kalau kau berjumpa dengan anakku, kau akan terkejut, Zurai.

          Zorro sudah besar, sudah kelas empat dan sangat pintar.


              Zorro membaca dengan penuh semangat, dia berdiri
          dan mengucapkan kata-kata Inggris satu demi satu seper-
          ti orang membaca puisi, meski tak satu pun dimengertinya
          kata-kata itu.


              Zorro memberiku alasan untuk terus berjuang. Dia dapat membuat

          beban berat jadi ringan, marah jadi senang, tangis jadi senyuman. Ah,
          beruntungnya aku punya Zorro.
              Tanjung Pinang adalah kota tua yang indah. Tak tahu aku apa
          yang akan terjadi selanjutnya, tetapi aku selalu merasa perjalanan ini
          belum selesai. Rasanya aku masih akan pindah lagi ....



              Lena termenung. Dicobanya menulis lagi, tetapi pikiran-
          nya buntu. Minggu lalu seorang lelaki membeli tiket kapal di
          kantor travel agent tempat dia bekerja. Lelaki itu bilang bahwa
          akan ke kantornya lagi untuk membeli tiket lagi esok. Lena
          berdebar-debar.
   286   287   288   289   290   291   292   293   294   295   296