Page 290 - Ayah - Andrea Hirata
P. 290

Ayah ~ 277


            Ariza. Dia tercenung, nama itu tak asing baginya. Di manakah

            pernah kudengar nama itu? Ah, tak mungkin aku pernah mendengarnya.
                 Akhirnya, dengan pengucapan bahasa Inggris seadanya,
            terbata-bata Zorro berkisah kepada ibunya.
                 “It was inevitable: the scent of  bitter almonds always reminded him
            of  the fate of  unrequited love.”

                 Lena menahan tawa.
                 “Tak terhindarkan, bau buah-buah almond yang pahit se-
            lalu mengingatkannya pada cinta yang tak terbalas.”
                 Lena tertawa.
                 “Begitukah kira-kira, Ibunda?”
                 “Cerdas sekali, Boi!”
                 Lena  meminta  Zorro  terus membaca  novel itu  meski
            Zorro mengucapkan kata-kata Inggris dengan pengucapan

            huruf-huruf seperti dalam bahasa Indonesia. Zorro pun se-
            nang melakukannya.
                 Sejak membeli novel di kios itu, Lena terbayang terus
            akan Zuraidia. Sudah lama dia tak menulis surat kepadanya,
            pun untuk sahabat-sahabat penanya. Prahara rumah tangga,

            hidup terbirit-birit ke sana kemari, dan sifatnya yang tak suka
            mengeluh membuatnya merasa belum menemukan saat yang
            tepat untuk menulis surat. Saat itu akhirnya tiba. Diambilnya
            pulpen dan kertas.


            Ke hadapan kawanku, Zuraida.
            Tentu kau terkejut menerima surat dariku.
   285   286   287   288   289   290   291   292   293   294   295