Page 332 - Ayah - Andrea Hirata
P. 332

Ayah ~ 319


            katanya, yang selalu mengucapkan kami haturkan terima kasih

            tak terkira.
                 “Mungkin Lena ada  di Tanjung Karang, Palembang,
            Jambi, Padang, Bukittinggi, atau Singkep karena kawan-
            kawan penanya ada di sana. Tapi, tak mungkin Singkep, ter-
            lalu jauh, harus menyeberangi laut, apalagi Lena bepergian

            dengan anak kecil.”
                 Ukun membuka Kamus Umum Bahasa Indonesia, lalu ber-
            tanya dengan mantap:
                 “Gerangan apa yang membuat Kakanda Manikam me-
            ngetahui daripada semua keadaan itu?”
                 “Mungkin karena saya pernah menjadi suaminya.”
                 Manikam bilang, Lena senang bepergian, senang berka-
            wan, senang berkorespondensi. Sahabat penanya tersebar di

            banyak daerah. Beberapa surat dari sahabat penanya masih
            datang ke alamat rumah Manikam.
                 Tamat gembira mendengar informasi itu sekaligus getir.
            Sebab, dia tahu mencari Lena dan Zorro akan sangat sulit, tak
            semudah dibayangkan. Dulu waktu masih di Belitong mereka

            pikir paling jauh Lena hanya akan sampai ke Medan, lalu me-
            reka akan membujuknya agar pulang sebab Sabari mau gila.
            Seumpama Lena tak mau pulang, silakan, tak apa-apa, paling
            tidak Zorro bisa diajak pulang. Kalau keduanya tak mau pu-
            lang, silakan, tak apa-apa juga. Toh, negeri ini sudah merdeka
            lebih dari lima puluh tahun, orang bebas menentukan pilih-
            an. Yang penting mereka telah berusaha menemukan Lena
   327   328   329   330   331   332   333   334   335   336   337