Page 335 - Ayah - Andrea Hirata
P. 335

322 ~ Andrea Hirata


          Baru, dan dosen di Universitas Sriwijaya, Bukit Besar. Semua

          mengatakan menerima  surat terakhir dari Lena waktu dia
          masih di Medan.
              Ukun  dan  Tamat  senang  berjumpa  dengan  sahabat

          pena karena mereka punya kepribadian yang sama, yakni
          ramah, penolong, amat menghargai persahabatan, dan lihai
          berbahasa.  Para sahabat pena memahami bahwa terdapat
          seni yang indah dalam surat-menyurat.
              Mereka selalu menawari untuk tinggal, tetapi Ukun dan

          Tamat tak bisa beristirahat sebelum menemukan Lena dan
          Zorro. Mereka menemukan kesan yang  amat baik tentang
          sahabat pena, mengapa dewasa ini tak ada lagi orang bersa-

          habat pena?
              Meninggalkan  Palembang  dengan kecewa, mereka ke
          Jambi. Karena persediaan uang menipis, mereka berhemat
          dengan naik bus kelas ekonomi dari kota ke kota. Jika kema-
          laman, mereka tidur di terminal. Adakalanya mereka me-

          numpang truk. Mereka  mulai  menerapkan strategi  makan
          sehari sekali, di warung nasi termurah. Tak lama kemudian
          strategi itu meningkat menjadi makan dua hari sekali.

              Perjalanan yang berat, tidur melingkar seperti tupai di
          sembarang tempat, jarang makan dan mandi, Ukun dan Ta-
          mat compang-camping. Dalam waktu singkat mereka tampak
          macam gelandangan, tak lebih bagus daripada keadaan Sa-
          bari di Belitong.
   330   331   332   333   334   335   336   337   338   339   340