Page 362 - Ayah - Andrea Hirata
P. 362

Ayah ~ 349


                 Setelah seminggu bekerja habis-habisan, Sabari berha-

            sil mengumpulkan sejumlah uang. Sabtu pagi itu dia ngebut
            bersepeda ke ibu kota kabupaten untuk melaksanakan renca-
            nanya.
                 Di dalam toko anak-anak, jantungnya berdebar mem-
            baca daftar panjang barang-barang yang ingin dibelinya: tas

            punggung, botol air minum, topi rajutan, kaus kaki, dan sa-
            rung tangan berenda. Topi dibelinya dua sebab dalam pikir-
            annya dia akan sering mengajak Zorro naik sepeda. Dia juga
            membeli sandal, sepatu, berbagai mainan, celana, dan baju
            yang semuanya berukuran kecil. Tak sedikit pun dia terpikir
            bahwa Zorro sudah besar.
                 Usai berbelanja, sambil bersiul-siul dia bersepeda me-
            nuju kawasan tempat banyak restoran dan tenda penjaja ma-

            kanan. Terus terang saja disampaikan kepada orang-orang di
            restoran itu bahwa jika boleh dia mau meminta daftar me-
            nunya sebab anaknya senang dininabobokan dengan cerita
            tentang makanan.
                 Orang-orang itu mulanya merasa heran, tetapi siapakah

            yang dapat menolak permintaan seorang ayah demi anaknya?
            Sabari takjub mendapat daftar menu yang unik zaman seka-
            rang, misalnya pempek kapal tanker, bakso rudal ulang-alik,
            nasi goreng dunia akhirat, pecel lele bus kota, lemper tanpa
            dosa, es teh antartika, dan sambal api neraka. Sabari melon-
            jak membayangkan serunya kisah yang akan diceritakannya
            kepada Zorro nanti.
   357   358   359   360   361   362   363   364   365   366   367