Page 363 - Ayah - Andrea Hirata
P. 363

350 ~ Andrea Hirata


              Setiap malam Sabari menyusun  barang-barang  untuk

          Zorro dan daftar menu itu. Disusunnya dengan rapi di atas
          meja rotan di samping tempat tidur Zorro. Adakalanya telah
          rapi, dibongkarnya kembali, lalu disusunnya lagi, sambil ter-
          senyum-senyum sendiri.
              Akan tetapi, tak ayal, di balik euforia yang tak tertang-

          gungkan itu, Sabari merasa pahit memikirkan seandainya ka-
          pal kayu itu tak jadi merapat. Dua hari sekali dia bertanya
          kepada pegawai kantor syahbandar. Kalau bukan lantaran
          pegawai itu telah mengenal Sabari dan tahu apa yang telah
          dilalui lelaki malang itu, dan bahwa dia sedang menunggu
          anaknya, dia takkan bersabar  ditanyai dan menjawab hal
          yang sama berulang-ulang.
              “Begitu menurut jadwal, Pak Cik, tapi Pak Cik tahu sen-

          diri, musim selatan begini, bisa saja berubah. Bisa saja kapal
          berteduh dulu di Kayu Arang atau menunda pelayaran dari
          Dabo.” Dia bicara apa adanya karena tak mau memberi ha-
          rapan palsu.
              Sabari menunduk dalam.

              “Janganlah cemas, Pak Cik. Anak Pak Cik pasti pulang.”
              Dua hari kemudian, Sabari datang lagi.
   358   359   360   361   362   363   364   365   366   367   368