Page 367 - Ayah - Andrea Hirata
P. 367

354 ~ Andrea Hirata


              “Apa kabarmu, Boi?”

              Mereka takjub bisa berjumpa kembali. Setor-setor cerita
          rupanya selama ini Toharun berada di Karimun, mengajar
          Olahraga di sebuah MTs.
              “Jadi, cita-cita kau mau menjadi Menteri Olahraga su-
          dah gagal, Boi?”

              Toharun mengangguk.
              “Tapi, tentu kau senang mengajar Olahraga karena me-
          mang itu hobimu, bukan?”
              “Pekerjaan terbaik seluruh dunia ini, Boi. Aku pindah
          lagi ke Belitong sekarang, mau bekerja dan menetap di Be-
          lantik saja. Ingin mengajar Olahraga di sekolah atau menjadi
          pelatih.”
              “Sudah berkeluargakah?”

              “Tentu.”
              Lalu, terdengar anak-anak kecil memanggil-manggil,
          Ayah, Ayah, dan dari dalam kios pangkas rambut itu berlarian
          tiga anak lelaki ke arah Toharun dengan potongan rambut
          sama dengan potongan rambut ayah mereka. Mereka pun te-

          gap-tegap seperti ayahnya.
              “Tiga laki-laki, Boi. Kau, bagaimana, Kawan? Apakah
          sudah punya anak?”
              Sabari tersenyum bangga.
              “Sebentar lagi, Run, sebentar lagi aku punya anak lagi.”
              Sabari  berkunjung ke rumah Toharun dan terkagum-
          kagum melihat berbagai piagam penghargaan dan piala yang
   362   363   364   365   366   367   368   369   370   371   372