Page 370 - Ayah - Andrea Hirata
P. 370

Ayah ~ 357


                 Sabari tersenyum.  Semuanya jelas, orang itulah dulu

            yang pernah bertanya kepadanya soal gratifikasi, hukum per-
            tama Tuan Newton.
                 “Semua benda akan jatuh karena daya tarik bumi,” kata
            Sabari.
                 Mereka tertawa, lalu terurai-urailah obrolan demi obrol-

            an, sampai pada soal lomba maraton.
                 “Aku ingin menjadi juara  pertama, Pak,” kata Sabari
            dengan tenang, tetapi suaranya mengandung tenaga dalam.
                 “Aku ingin mendapat piala, piala itu akan kupersembah-
            kan untuk anakku, Zorro.”
                 Juru antar terharu. Dia tahu apa yang telah dialami Sa-
            bari. Baginya, piala itu adalah persembahan yang indah dari
            seorang ayah untuk anaknya.







            Sungguh kejam latihan dari Toharun, tetapi nyata kemajuan
            yang dirasakan Sabari. Maka, dia tak pernah mengeluh, lagi

            pula piala maraton itu begitu manis untuk menjadi hadiah
            selamat datang bagi  anaknya nanti. Karena latihan super-
            keras itu, Sabari semakin yakin dia akan menggondol juara
            pertama. Penat tubuhnya lenyap jika Sabari membayangkan
            menyerahkan piala itu kepada Zorro di pelabuhan nanti.
                 Malam itu Sabari melamun di beranda. Senyap. Daun-
            daun delima gemeresik ditiup angin. Kian hari angin semakin
   365   366   367   368   369   370   371   372   373   374   375