Page 371 - Ayah - Andrea Hirata
P. 371

358 ~ Andrea Hirata


          kencang karena musim selatan hampir sempurna. Musim se-

          latan yang indah. Sabari ingat, masa kecil dulu, dia, Tamat,
          dan Ukun  selalu menunggu musim  selatan. Karena itulah
          waktu mereka bermain layangan, berlari bebas di lapangan.
              Akan tetapi, Sabari sedih karena teringat bahwa mereka
          tak bisa membeli layangan atau tak mampu membeli bahan-

          bahan untuk membuat layangan maka mereka menunggu
          putusnya layangan yang dimainkan anak-anak lain di lapang-
          an bola. Mereka menunggu di padang ilalang di utara karena
          angin selatan berarti angin yang bertiup dari selatan. Hanya
          dengan cara itu mereka bisa bermain layangan. Dan, kini Sa-
          bari semakin sedih sebab angin kencang musim selatan selalu
          membuat kapal tak berlayar, akankah 7 September nanti dia
          berjumpa dengan Zorro? Dada Sabari sesak.

              Dalam kesenyapan yang pedih dan keputusasaan yang
          menikam itu, nun di kejauhan Sabari mendengar kucing me-
          ngeong sayup-sayup sampai. Abu Meong yang sedang tidur-
          tiduran di tungku terbuka matanya. Suara kucing yang semu-
          la kecil dan jauh semakin jelas karena terbawa angin. Telinga

          Abu Meong berdiri. Sabari memandang ke arah suara kucing
          itu. Tak lama kemudian dia terkejut melihat seekor kucing
          berjalan memasuki pekarangan rumah. Kucing  itu menge-
          ong-ngeong lagi. Abu Meong meloncat dari tungku, lalu ber-
          lari menuju beranda, di ambang pintu ia terpaku melihat ku-
          cing yang baru datang itu. Sabari pun berlari menyongsong
          kucing itu.
   366   367   368   369   370   371   372   373   374   375   376