Page 86 - Wisata Kuliner
P. 86

Gambar  4.3  menunjukkan  nilai  daya  saing  kuliner  yang  ditinjau
            dari  tujuh  aspek,  yaitu  sumber  daya  kreatif,  sumber  daya
            pendukung,  industri,  pembiayaan,  pemasaran,  infrastruktur  dan
            teknologi,  dan  kelembagaan,  di  mana  memiliki  nilai  rata-rata
            sebesar  5.3  dari  skala  10.  Dari  gambar  tersebut  dapat  dilihat
            bahwa  kuliner  memiliki  sumber  daya  pendukung  yang  mampu
            meningkatkan nilai daya saing. Kondisi ini tercipta karena potensi
            yang dimiliki Indonesia dalam hal sumber daya alam dan budaya.
            Kekayaan  sumber  daya  alam  dan  keberagaman  sumber  daya
            budaya menjadikan kuliner Indonesia memiliki nilai unggul, wa-
            laupun potensi ini belum sepenuhnya dimanfaatkan dengan baik
            karena adanya beberapa faktor penghambat, seperti akses dalam
            mendapatkan sumber daya alam yang masih belum baik. Dan hal
            ini  juga  kurang  diimbangi  dengan  baik  dari  sisi  sumber  daya
            kreatifnya.
                  Secara  kuantitas,  jumlahnya  sumber  daya  manusia  di
            bidang  kuliner  sudah  cukup  banyak,  namun  yang  menjadi  isu
            adalah  mengenai  sedikitnya  sumber  daya  kreatif  yang  mengerti
            dan  menguasai  kuliner  Indonesia  secara  baik  yang  mampu
            mengembangkan potensi kuliner Indonesia. Salah satu penyebab
            utamanya  adalah  belum  masuknya  kuliner  Indonesia  sebagai
            salah satu materi pembelajaran di mayoritas institusi pendidikan
            di Indonesia dan juga belum adanya kurikulum khusus mengenai
            kuliner  Indonesia,  terutama  mengenai  kuliner  tradisional
            Indonesia.
                  Aktor kreatif dalam industri kuliner adalah sang juru masak
            (chef).  Seorang  juru  masak  idealnya  merupakan  orang  yang
            mendapatkan ilmu kuliner melalui jenjang pendidikan dan terjun
            ke  industri  untuk  mendapatkan  pengalaman.  Kondisi  ini  sedikit
            berbeda bila mengacu kepada kondisi Indonesia, untuk makanan
            tradisional  masih  banyak  juru  masak  yang  menguasai  menu  ini
            secara turun temurun di lingkungan keluarga, hal ini akan menja-
            di kendala saat proses pembelajaran untuk generasi selanjutnya
            karena  tidak  adanya  panduan  baku.  Kondisi  ini  akan  makin
            menjadi  kendala  saat  proses  pengajaran  di  jenjang  pendidikan
            formal mengacu pada kurikulum internasional dan kurang men-




            78 | Buku Wisata Kuliner
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91