Page 154 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 154
Aku yakin bau-bau tubuh tua renta tersebut sangatlah
mencuri perhatian angin hingga ia tak segan mengambil bau-
bau tersebut, menjadikannya miliknya, dan menyebarkannya
seakan ia tak bersalah atas hal tersebut. Hal ini sungguh
luar biasa, ketika rambut dan kulit tak lagi bisa merayu mata-
mata, karena mereka telah berkhianat terhadap tubuh-
tubuh cantiknya. Tetapi mereka tetap sama. Ia memelihara
anak-anak dalam tubuh laki-laki dewasa bersama cahaya-
cahaya kecil bagi hidupnya (buah hati mereka).
Setelah semalaman sengaja menguras luh dalam
keheningan malam yang benar nyenyat sunyinya. Luh itu
dikuras hingga benar-benar habis dan hanya akan ada
secercah senyum di pagi ketika orang-orang yang berarti
hidupnya memandang tepat di mukanya. Selalu seperti itu. Ia
selalu memikirkan orang-orang pengisi hatinya. Hingga
hatinya sangat penuh dan tak ada lagi tersisa untuk dirinya
sendiri.
Setelah semua selesai, ia mengangkat
barangbarangnya yang akan dijual ke pasar ke pundaknya lalu
berangkat ke pasar. Menyebar tikar kusam yang akan segera
berakhir di pembuangan. Duduk bersila, hingga akhirnya
memandang orang-orang yang datang aku salah satunya, lalu
mulai menawarkan barang-barang termasuk harga dirinya.
Hal ini benar mengusik hati dan pikiranku. Aku seorang
remaja yang hanya berbicara omong kosong mengenai cinta
pada sajak-sajakku yang sebenarnya garing. Lebih-lebih
145
Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU

