Page 159 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 159
ia menjual masa depannya, mungkin begitu anggapnya, menjual
cerita-cerita, barangkali juga menjual mimpinya. Kini, ia pun
merambah bisnisnya dengan menjual tahu isi dan jajanan
lainnya. Di waktu yang entah kapan tepatnya, ia menerima
bayaran setelah menjual mimpinya. Mungkin sesaat setelah
ibunya meninggal, sesaat setelah kakak dan adikadiknya
memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya, lalu kakaknya pun
menikah, salah satu dari adiknya pun menikah, yang lainnya
enggan menikah sebelum ia menikah, tetapi ia sudah
menerima bayaran karena menjual mimpinya.
Cerita-cerita yang ia dapat dari orang lain atau pun
yang ia alami sendiri satu persatu mulai dijual. Kepada
orangorang yang ia temui, ia akan memiliki cerita atau
sesekali keluhan yang dibalut cerita. Cerita-cerita yang ia
jual adalah cerita-cerita masa kecilnya, cerita masa kecil
adiknya, cerita kegiatan kakaknya, cerita kegiatan adik-
adiknya, cerita tentang seorang pria lulusan guru agama,
cerita tentang pria penyuka Koes Plus yang fanatik, bahkan
cerita pembunuhan yang korbannya adalah tetangganya, atau
ceria serupa, yakni pembunuhan tanpa ada pembunuhnya
karena mayat yang ia ceritakan sebagai sepupu dari adik
sepupu ayahnya sudah tergeletak penuh luka di pinggir jalan.
Di kemudian hari, ia akan bercerita kisah hidup ayah dan
ibunya kepada anaknya, pertemuannya dengan suaminya,
tetangga-tetangganya yang digaruk sebuah oknum rezim
masa itu, kisah yang hidup di dalam kisah yang diceritakan
ibunya, sampai cerita sepele dari temannya yang pernah
150
Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU

