Page 160 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 160

dikejar  anjing  sampai  terkencingkencing  lalu  di  keesokan
               harinya kelompok teman-temannya membalas dendam dengan
               menggantung kaki anjing tersebut di pohon.
                     Tidak  ada  yang  ketinggalan  satu  pun,  masa  depannya
               ikut  dijual  dengan  bayaran  cukup  setimpal.  Namun,  kini,  di
               kota  yang  ia  tidak  kenal  betul,  ia  mendoakan  serta

               mengusahakan masa depannya sekali lagi dengan keinginannya
               untuk membeli masa lalu. Masa lalu yang yang sekiranya bisa
               diawali dari malam-malam yang telah lewat. Malam hari yang
               senyap, jari-jari mengetuk-ngetukkan diri di  meja kayu jati
               di  dalam  kamar  paling  ujung  rumah  itu,  suara  gesekan
               sandalnya  dengan  tanah  pun  terdengar  cukup  berisik,  pagi
               lamban pada waktu, malam abai pada mimpi. Kini cekikik kecil
               dari dalam sana terdengar. Kadang, ada kalimat yang terucap,

               kalimat yang runtut dan terstruktur. Rapalan kalimat-kalimat
               itu  nantinya  akan  berbeda  di  setiap  malam  serupa  nyanyian
               bulan  untuk  matahari,  tetapi  akan  menjadi  sama  wujudnya
               ketika  pagi  datang  berupa  sebuah  kerindukan  yang  tak
               sampai dari matahari kepada bulan. Lalu, akan ada pena yang
               bergerak menari di atas selembar-dua lembar kertas putih.
               Disusul  wangi  parfum  serta  lem  kertas  yang  bercampur

               menyeruak.  Terakhir,  kecupan  diam-diam  dan  malu-malu  ia
               sematkan pada punggung kertas dan juga di punggung amplop.
               Surat yang ia tulis jadi sudah, sekarang ia akan tenang untuk
               pergi tidur. Perempuan itu beranjak ke atas tempat tidurnya
               setelah merancang mimpi apa yang akan ia harapkan datang di
               malamnya.  Pukul  3  dini  hari,  perempuan  itu  masih  belum


                                                         151

                        Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU
   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165