Page 217 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 217

―Ya,  Nak.  Berjuanglah  dengan  baik  dan  tersenyumlah
               apapun hasilnya.‖
                     Jiwa Diva melayang di dua arah, ingin pulang dan ingin
               berjuang,  keduanya  membuat  Diva  meneteskan  airmata.
               Pantang pulang sebelum membawa medali.
                     ―Div,  what  happened  in  yourself?‖  tiba-tiba  Ana

               mengagetkan Diva.
                     ―No, I’m fine. I’m very fine.‖
                     ―Lalu mengapa kamu menangis?‖
                      ―Ibuku  sedang  sakit,  An.  kau  dengar  ibuku  sedang
               sakit, An.‖ semakin terisak tangisan itu dan semakin erat pula
               Diva  memeluk  Ana,  hingga  Anapun  ikut  menitikkan
               airmatanya.

                     ―Didoakan  saja,  Div.  Harus  tegar,  harus  kuat,  Diva
               pasti bisa melewati ini, memangnya kalau sudah begini terus
               gimana,  kamu  mau  pulang,  tentu  tidak  mungkin,  orangtuamu
               akan lebih sedih kalau kamu pulang sebelum berperang. Hanya
               karena itu kamu mundur, kamu ini mempertaruhkan Negara,
               jadi ayo dewasa.‖

                     ―An, aku cuma takut kalau ibuku mening….‖
                     ―Sssttt..bagaimana kamu bisa berpikir sampai ke sana,
               kau menginginkannya? Sudahlah ayo kita berangkat sebentar
               lagi kita akan take off.‖
                     ―Tapi, An,‖
                     ―Sabar, Div.‖

                     ―Ya  Allah,  di  keramaian  ini  aku  sangat  merasa
               kesepian,  hanya  kepada-Mu  semua  bisa  ku  adukan,  dalam

                                                         208

                        Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU
   212   213   214   215   216   217   218   219   220   221