Page 213 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 213
merindukan kalian Ya Allah, bagaimana aku bisa bercerita di
dalam sains itu saat hatiku tak memantakan langkahku. Ya
Allah inginku bertemu mereka. ‖
Tiba-tiba bayangan putih menghampiri dan menjawab
segala doa itu dengan lirih.
―Ibadahlah untuk menjaga semuanya, karena Allah
mencintai orang yang patuh akan perintah-Nya. Jangan
bersedih dengan berulangkali, jangan menyesal seribukali,
karena niscaya jalan inilah yang diberikan Allah untuk
mengangkat keluargamu. Jauh itu tak melupakan segalanya,
buatlah bangga mereka dahulu baru kau pulang.‖
Aku masih tak percaya dengan apa yang aku lihat dan
aku dengarkan.
―Ah hanya halusinasi saja mungkin!‖ pikirku.
―Bukan halusinasi yang kau hadapi, semua yang
kukatakan adalah hikmah dari segala hikmah yang telah kau
lakukan, maka tunggulah kenikmatan itu dengan niat baikmu.‖
Pikiran Diva mulai menyerap segala perkataannya, hati
Diva tak tentu arah kecepatannya, pikirnya apakah itu hantu
yang menjadi jadi ataukah malaikat pembagi kebahagiaan.
Muncul tiba-tiba dan hilang dengan seketika.
―Tapi yang ia biacarakan ada betulnya, pantang pulang
sebelum dapat medali. Hmmmm, ya aku harus bekerja untuk
itu, bukankah aku sangat membutuhkan senyuman mereka dan
aku wajib melakukan cara itu.‖
Pagi telah tiba, hari itu hari libur untuk semua kelas di
FUSI, me-refresh otak itu hal yang penting karena otak bagi
204
Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU

