Page 209 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 209

air mata. Dan ternyata itulah yang terjadi. Benturan tangan
               halus  itu  merubah  dunia  yang  sangat  gelap.  Tangan  yang
               seharusnya  menenangkan  ketakutannya  akan  tetapi  tangan
               itu  menyisakan  lebam  bersebelahan.  Kepala  tempat  otak
               bertengkerpun  menjadi  sasaran  empuk  untuk  almari.  Suara
               eyangnya  melindunginya  dan  bantahan  itu  mulai  melayang.
               ―Ibu maaf, Ibu. Diva akan belajar lagi. Ibu sepura, Ibu….‖

                     ―Biar  kapok!  Biar  kalau  belajar  itu  yang  rajin  jangan
               malas-malasan, lihat! Lihat ini hasilnya!‖
                     Prak…prakkk….pukulan  itu  mengantarkan  air  mata
               melaju derasnya.
                     ―Iya,  Bu,  ampunn...Diva  janji,‖  terisak  Diva  mengusap
               matanya.

                     Dalam  keadaan  itu  untung  sekali  tak  ada  ayahnya,
               ayahnya  sedang  mengajar,  apabila  ada  maka  hancurlah
               tubuhnya.
                     Dan hari itu berlalu dengan sangat lama, dan kamarlah
               yang menjadikannya tempat peraduan kesedihannya.
                     Hingga  malam  telah  menggaulinya.  Di  sepertiga  malam

               itu  ia  bangun  dan  mengambil  wudu  untuk  bercerita  kisah
               kepada  Tuhannya.  Karena  saat  itu  yang  tahu  betul  adalah
               Tuhannya  dan  nasihat  terbaik  adalah  dari  Tuhannya.  Sujud
               demi sujud ia benar pasrahkan kepada yang menciptakanNya,
               entah  apa  yang  menjadi  niatnya  seakan  Diva  ikhlas  dengan
               apa  yang  dipersembahkannya,  karena  setiap  hari  ia  hanya
               mendengar  bentakan  demi  bentakan,  kekerasan  demi




                                                         200

                        Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU
   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214