Page 204 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 204
Malam ini karti menulis tentang mimpinya. Mimpi itu
seperti membuatnya ingin bangkit. Tak ada yang tahu kalau
Karti sebenarnya ingin keluar dari dunia sempitnya saat ini.
Keluar dari dekapan hangat orangtuanya. Karti ingin
berkelana dan menjelajah dunia luar. Dunia –yang kata
kebanyakan orang– sangat luas dan indah. Sudah duabelas
tahun lamanya Karti hanya mengenal rumah, dapur, hutan, dan
sungai. Karti pun menyadari dan mengiyakan tuturan
orangtuanya bahwa tempat perempuan memanglah di kasur,
dapur, dan sumur. Ia meyakini bahwa di luar sana dunia
benar-benar luas. Betapa luasnya itu, ia tak mampu
menjangkaunya sedikitpun.
Dunia yang Karti tahu hanyalah rumah dan desa di mana
tempatnya tinggal sekarang. Karti tak mengenal apa itu
sekolah, pasar, tempat wisata, bahkan kota dan lainnya. Ia
hanya mengetahui apa yang ia lihat sehari-hari. Tak disangka
memang, miris dan amat menyesakkan. Karti sama sekali tak
mengetahui seluas apa dunia yang ia tinggali saat ini. Dunia
yang kata orang-orang itu luas. Dan sekali lagi, tak ada yang
tahu kalau Karti punya mimpi yang besar. Barangkali mimpi itu
akan terwujud pada waktunya nanti atau hanya tetap menjadi
mimpi yang semu. Mimpi yang hanya ia pendam sendiri.
Setidaknya, ia sudah menuliskannya ke dalam suratsurat yang
kini sudah terkumpul puluhan lembar di meja kamarnya.
“Tok Tok”
Tiba-tiba pintu kamar Karti ada yang mengetuk. Karti
berhenti menulis kemudian membuka pintu.
195
Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU

