Page 210 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 210
kekerasan, dan tangisan demi tangisan, malam ini begitu
hening Diva mengisahkan ceritanya.
Bertahun-tahun memang Diva melewati tangisnya hanya
untuk kesakitan namun luka itu tak pernah ia tampakan pada
siapapun orang. Baginya cukup Tuhan yang mengetahui segala
hal tentangnya. Lebam kemerahan bahkan kehitaman di
tubuhnya tak membuat ia terpuruk dalam berusaha, tak
membuat ia lalu pergi dan meninggalkan dunia ini. Baginya ibu
dan ayahnya adalah surga baginya, ia meyakini bahwa ridho
ilahi adalah ridho ibunya. Jika itu membuat kebahagiaan
untuk ibunya maka memang baginya itu adalah jalan yang
tepat buatnya.
Dan hasilnya ya, Diva menjadi anak yang sholeha yang
tak pernah meninggalkan sholat wajib dan sunahnya dan
sangat berprestasi baik akademik maupun non akademik,
entah siapa yang menggiringnya kesana namun ia
mempercayai bahwa Tuhan memberikan segala hal itu melalui
tangan surga ibunya.
Karena Ibunya selalu berkata, ―Tuhan itu ada dan
selalu menjaga kita di setiap saat dalam keadaan apapun,
maka berdoalah dalam segala hal dan berlindunglah
kepadanya. Semuanya dapat kita lalui melalui kerja keras dan
niat.‖
Nasehat ibu juga benar dan sangat benar, nasehat
itulah yang menjalankan niat Diva untuk mempertahankan
senyuman ibu dan ayahnya walaupun melewati jalan yang tidak
menyenangkan.
201
Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU

