Page 78 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 78
mengurus sendiri yayasan tersebut, dari kunjungannya ke
yayasan di luar kota hingga menyiapkan berbagai keperluan
yayasan. Ia melakukannya semata-mata agar dia sibuk dan
tidak memikirkan pernikahan Bunda.
Tiga tahun kemudian, Pratika kembali mendapat kabar
yang menyayat hati. Bunda mengidap penyakit kanker yang
membuatnya tak bisa lagi memiliki keturunan. Kini Pratika
sadar bahwa setelah pernikahan Bunda, ia tak lagi
memperhatikan Bunda dan Ririn. Pratika kini tak lagi
menyibukkan diri pada yayasan yang ia kelola.
―Maafkan Tika, Bun. Selama ini Tika emang belum
bisa menerima pernikahan Bunda, jadi Tika memilih sibuk
mengurusi yayasan dan kurang memperhatikan keadaan
rumah.‖ tangis Pratika dalam pelukan Bunda.
Bunda hanya menangis dan memeluk erat anaknya itu,
tak ada kata yang keluar dari mulut Bunda. Hingga akhirnya
Pratika menerima kehadiran suami Bunda yang selama ini
masih menjadi orang asing baginya.
Teringat masa di saat Pratika berada di tanah Papua,
dengan ketulusan hati ia diterima oleh warga di sana.
Bagaimana mengikhlaskan sesuatu yang telah pergi bahkan
kedatangan dari yang baru. Pratika kembali pada memori
masa lalunya di Indonesia Timur bersama anak-anak Papua
yang polos. Senyuman mereka yang tulus, ingatan itu
membuat Pratika terharu. Ia merindukan semuanya. Hingga
suatu hari, ia kembali pada semangatnya untuk memajukan
pendidikan anak-anak Indonesia. Ia kembali pada
69
Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU