Page 19 - Evam Bhavatu
P. 19
“A-ak-aku ta-takut quirino d-dan a-aku ak-akan ber-ber-bercer-
bercerai” ucapku dengan tangis meraung meraung di punggung
roseiu. Roseiu hanya menggeleng gelengkan kepalanya dan
mengusap usap punggungku.
Aku takut, sangat takut….
Dan entah mimpi buruk apa yang menghantuiku. Hingga saat
pagi buta roseiu membangunku dengan gemetar dan terburu
buru. Aku melihatnya menangis dalam sesak. Dia menarikku dan
aku pun hanya mengikuti nya. Aku bingung dengan langkahnya
yang menuju perpustakaan.
Dan disana…Aku melihat sebuah mimpi buruk yang sangat
mengerikan. Quirino…. Dia mengacungkan pedang kearah leher
Austin. Aku kaget dan secara naluriah berlari kearah Quirino
“A-apa ya-yang ka-kamu la-la-lakukan?” Tanyaku memegang
pedang nya sambil bergetar hebat melihat betapa tajam dan
berkilau pedang milik quirino
Quirino menghalangiku saat ingin memegang pedangnya
“Minggir” ucapnya sangat dingin. Aku pun hanya bingung dan
berusaha tenang
“Quirino, ki-kita bisa bi-bicara dulu. Me-mengapa ka-kamu me-
me-melakukan i-iini?” Tanyaku berusaha menenangkan. Tetapi
quirino hanya diam dan berjalan melangkahiku. Dia menarik
Austin dan dia menyayatkan pedangnya ke leher Austin. Dan
Austin pun hanya diam saja seperti ini hanya hal biasa
Evam Bhavatu 15