Page 16 - Evam Bhavatu
P. 16
Hari hari berlalu, dan sekarang hubunganku dengan Quirino
semakin dekat setiap harinya. Karena kedatangan rombongan
istana masih lumayan lama. Aku masih sempat untuk baca
baca buku di perpustakaan. Dan selalu saja ada Austin.
Austin... Walaupun ucapannya menyakitkan. Tetapi dia jujur
dan baik hati. Dia selalu menolongku dalam bericara dan
bahkan sekarang dia membantuku dalam mengerjakan
persiapan untuk kedatangan rombongan istana
“A-austin me-menga-apa ka-kamu se-sela-selalu ter-terlihat
lelah?” Tanyaku sambil mengusap kantung mata panda milik
Austin yang terlihat sangat hitam.
“Aku yang menjaga keseluruhan wilayah. Oleh karena itu aku
tidak bisa lengah sedikitpun.” Ucapnya sambil memegang
tanganku dan memegangnya lembut
“Ta-tapi kan pe-pengu-asa wi-wila-yah a-adalah Quirino?”
Tanyaku masih dengan tanganku yang digenggam oleh Austin
di pipinya.
“Dia yang menjaga kemakmuran. Sedangkan aku menjaga
keselamatan.” Ucapnya sambil melepaskan tanganku
“o-ohh” ucapku
Waktu berlalu hingga tidak terasa sekarang sudah H-2 minggu
dari kedatangan rombongan istana.
Aku pun sudah mulai sangat sibuk mengatur segalanya.
Sehingga aku lebih banyak menghabiskan waktu di
perpustakaan daripada di tempat lain. Karena Austin yang
sangat membantuku mengatur segalanya.
Evam Bhavatu 12