Page 13 - Evam Bhavatu
P. 13
“Saya ketiduran” ucap pria itu
“Si-siapa na-nama-namamu”
“Nama saya Austin nyonya”
“Me-me-menga-pa ka-mu tidur di-disini? I-ini ru-ruang ba-baca.
Bukan te-tempat ti-ti-tidur” ucap ku berusaha menjelaskan
“Tempat saya penuh. Jadi saya istirahat disini”
“Bukankah Austin adalah penyihir disini dan yang punya Menara
disana. Mengapa dia bilang tempatnya penuh?” Batin ku
“Barang barang saya banyak. Lagipula saya melakukan ini semua
demi wilayah ini.” ucapnya seolah membaca pikiranku
“Ba-baik-lah” ucapku yang merasa semua ucapannya masuk akal.
Aku pun memilih menghiraukannya dan berjalan jalan mencari
buku yang sekiranya bisa aku baca. Dan aku menemukan sebuah
buku menarik yang berjudul “’Terima kasih Wishaka.” Tetapi aku
tidak bisa meraihnya.
Aku pun berjinjit berusaha mencoba sendiri dan naasnya hampir
terjatuh. Austin dengan sigap memelukku untuk menjagaku agar
tidak terjatuh. Setelah itu dia memperbaiki posisiku. Dia
mengambil buku “Terima kasih Wishaka” dan memberikannya
kepadaku.
“Kalau kesusahan minta tolong. Bukan sok bisa” ucapnya
Aku pun merasa perkataannya kurang ajar tetapi karena benar
adanya jadi aku hanya mengangguk dan kembali ke kamar
karena tidak nyaman berduaan saja dengan laki laki lain di
ruangan tertutup.
Evam Bhavatu 9