Page 17 - Evam Bhavatu
P. 17
Dan karena waktu sudah semakin dekat. Semakin juga
terdengar bisikan bisikan yang mengatakan bahwa aku akan
segera diceraikan karena katanya kedatangan istana kesini
untuk menjodohkan putri dengan Quirino. Oleh karena itu
aku lebih nyaman di perpustakaan yang sepi dan damai.
tanpa gunjingan orang orang
Matahari mulai muncul dan tenggelam tanpa terasa. Hingga
sekarang sudah H -8 dari kedatangan rombongan istana. Aku
pun mulai sibuk menyiapkan pakaian untuk ku dan Quirino.
Dan tentang Quirino. Entah mengapa dia seperti menjauhiku.
Yang membuatku semakin takut dengan kedatangan
rombongan istana.
Sekarang setelah Quirino memiliki waktu. Kami mulai
mencoba pakaian untuk menyambut rombongan istana
“Quirino, me-menur-rutmu ba-bagaimana dengan pa-pakai-
an i-ini?” Tanyaku
Quirino pun hanya mengangguk dan lanjut membaca koran
Situasi ini membuat dadaku selalu terasa sesak dan
membuatku seperti tidak bisa bernafas. Aku tidak tahu apa
yang telah aku lakukan sehingga dia mencueki ku seperti
sekarang. Padahal aku selalu seperti biasa.
Memperlakukannya lebih baik dari hari ke hari. Aku bahkan
mulai mencoba lebih sering mengobrol, tetapi melihat
respon nya yang seperti tidak peduli. Aku selalu takut. Aku
merasa semakin hari Quirino seperti ada dan tiada
Evam Bhavatu 13