Page 14 - Evam Bhavatu
P. 14
Hari hari berlalu dengan tidak ada apapun yang spesial.
Hubunganku dengan Quirino semakin dekat. Dia ternyata
walaupun terlihat menyeramkan.
Tetapi dia sangat baik dan penyayang. Ia selalu
memperlakukanku seperti ratu.
Itulah yang membuatku selalu takut dengan kenyataan bahwa
aku bukan putri emas dari suatu keluarga. Karena Quirino pasti
berharap mendapatkan pasangan menikah yang sepadan
dengan nya. Apalagi aku merasa dia tidak ada kekurangan
apapun. Dan aku tahu itu, seharusnya yang menjadi istrinya
adalah tuan putri yang bisa membantunya dalam perang.
Dibandingkan aku yang tidak berguna apa apa dan hanya
menyusahkannya
“Nyonya, maaf mengganggu. Tetapi tuan memanggil anda
untuk datang ke ruang kerjanya” ucap seorang pelayan
mengagetkanku.
Aku pun berdiri dan berjalan ke arah ruang kerja quirino.
Quirino merupakan tipe orang yang sangat membedakan
persoalan personal dan pekerjaan. Oleh karena itu aku tidak
bisa masuk ke ruang kerjanya sembarangan jika tidak dipanggil
olehnya
“Tok tok tok” aku mengetuk pintu ruang kerja Quirino
“Masuk” ucapnya
Aku pun masuk. Disana Quirino sedang duduk di kursi depan
meja kerja. Dia memanggilku dengan tangannya. Aku pun
mengikutinya dan dia mendudukkanku di atas pahanya sambil
dia memelukku. Dia pun menyembunyikan wajahnya di antara
ceruk leherku
Evam Bhavatu 10