Page 13 - saraw
P. 13

- 12 -


                   panjang (lebih besar dari pada 7 cm) dan tanaman menjadi lebih tinggi. Namun kalau dihitung
                   jumlah cabangnya, sebetulnya antara tanaman yang pendek dan yang tinggi jumlahnya sama
                   saja. Ini berarti jumlah buah juga sama.
                   Dengan mempelajari bahwa penggunaan ZPT tidak berdampak positif terhadap Fantastic,
                   sangat disarankan mengurangi penggunaan ZPT. Fantastic ibarat mobil BMW, berilah bahan
                   bakar yang sesuai jalankan di aspal halus, ia akan melaju dengan kencang. Berilah pupuk yang
                   sesuai (bahan bakar) dan pengolahan tanah yang baik (=aspal yang halus), Fantastic akan
                   melaju dengan hasil yang ‘fantastic’.


                   HAMA DAN PENYAKIT

                   Tidak semua HPT akan dijelaskan. Hanya serangan virus yang akan diulas lebih banyak. HPT
                   lainnya harap dibaca ulang pada buku-buku tentang budidaya cabe lainnya. Penyakit non-
                   infeksi juga akan ditambahkan, mengingat uraian tentang penyakit ini masih minim.

                   VIRUS:
                   Tulisan dibawah ini diambil dari: Artikel Iptek - Bidang Biologi, Pangan, dan Kesehatan:
                   Mengenali Virus Tanaman Cabai oleh Sukamto (peneliti Balai Penelitian Tanaman Rempah dan
                   Obat (Balitro) Bogor, Departemen Pertanian RI. Alumni Universitas Tohoku, Jepang. Email:
                   sukamtowrn@yahoo.com). Gambar-gambar diambil dari AVRDC – Taiwan.

                   Sejak kapan tanaman cabai terserang virus dengan gejala kuning keriting, tak ada catatan
                   yang pasti. Namun pada tahun 2003, virus telah meresahkan dan merugikan petani di
                   berbagai sentra tanaman cabai di Indonesia (Kompas, 31 Mei, 2003; Trubus April
                   2003/XXXIV). Kumulatif luas serangan penyakit virus kuning per Desember 2004 mencapai
                   984,6 hektar (MI online-2/9/05). Direktorat Perlindungan Holtikultura Departemen
                   Pertanian RI, memperkirakan tingkat kehilangan hasil petani sekitar 1.626 ton. Dengan harga
                   cabai di tingkat petani Rp 4.500 per kilogram (kg) maka tingkat kerugian mencapai 7,31
                   milyar. Hingga saat ini, penyakit virus kuning telah menyerang lahan tanaman cabai di Jawa
                   Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Barat, Bali, Lampung, Sumatera Barat, Sumatera Utara,
                   Nangroe Aceh Darussalam (NAD), Bengkulu, Kalimantan Timur dan Gorontalo. Di Sleman,
                   virus yang lebih di kenal dengan bule amerika ini telah meluluh lantahkan lebih dari 116
                   hektar tanaman cabai.

                   Berita terkini (Kompas, 11 Mei 2005), ratusan hektar tanaman cabai di Kecamatan
                   Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, hancur dan gagal panen karena
                   terserang virus. Akibatnya, petani mengalami kerugian jutaan rupiah dan terancam tidak
                   mampu menanam cabai lagi pada musim tanam berikutnya. Serangan virus yang selalu datang
                   setiap tahun tentu akan menimbulkan keengganan petani untuk menanam cabai. Namun di sisi
                   lain, menurunnya luas penanaman akan membuka peluang bagi petani untuk dapat meraih
                   keuntungan, asalkan bisa menangkis serangan virus. Mengetahui virus penyebab penyakit
                   secara pasti dan faktor-faktor yang mempengaruhinya sangat penting untuk menentukan
                   tindakan pengendalian yang tepat.

                   Gejala dan Virus Penyebab Penyakit
                   Dipersilakan untuk menggunakan materi tulisan ini untuk penggunaan pribadi. Semua perbanyakan dalam bentuk
                   apa pun untuk kepentingan pelatihan, penyuluhan dan penggunaan komersial lainnya, harus seijin:
                   Sudadi Ahmad (samyo@sby.centrin.net.id atau 081328052011)
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18