Page 253 - Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd
P. 253
Pribadi dan Martabat Buya Hamka
http://pustaka-indo.blogspot.com
seorang tokoh politik. Dalam hal politik dia hanyalah
seorang pengikut dari pemimpin yang lebih ahli. Pemimpin
itu telah mengeluarkan pendiriannya, demikian pendirian
Ayah. Yang dimaksudnya dengan pemimpin itu, tak lain
Mohammad Natsir, dan gurunya A.R. Sutan Mansur yang
telah mengeluarkan pernyataan menyokong tanda gambar
Ka’bah.
Selesai Pemilu 1977, Majelis Ulama yang lebih banyak
berdiam diri selama masa kampanye, diberitakan menghadap
Presiden Soeharto. Dalam pertemuan itu, Ayah mengatakan
kepada Pers bahwa maksud kedatangan Pemimpin Majelis
ialah untuk membicarakan peristiwa-peristiwa yang me-
lam paui batas selama Pemilu dan menimbulkan luka dalam
masyarakat. Meskipun masyarakat umum tidak menge-
tahui banyak konsepsi Majelis Ulama untuk menye lesaikan
berbagai peristiwa itu, langkah-langkah Ayah dalam me-
nyelesaikan hal yang dibicarakannya kepada Presiden,
beberapa di antaranya saya ikuti.
Ayah menghadap pula ke Kepala Bakin, Jenderal Yoga
Sugama, membicarakan nasib beberapa orang yang takut
kembali ke daerahnya, akibat ancaman sewak tu kampanye
sedang menghangat. Alhamdulillah ada beberapa orang yang
berhasil pulang ke daerahnya. Meskipun diharuskan me lapor,
mereka bisa bebas kembali kepada sanak keluarga.
Itulah beberapa kejadian yang dialami oleh Ayah selama
duduk di Majelis Ulama. Tentunya banyak peristiwa lain
yang tak tercantum dalam buku ini.
236 pustaka-indo.blogspot.com
1/13/2017 6:18:57 PM
Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd 236 1/13/2017 6:18:57 PM
Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd 236