Page 48 - Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd
P. 48

Ibu, Obat Hati Ayah dan Anak
             http://pustaka-indo.blogspot.com
                    selama beberapa tahun,  Ayah bersyukur Nambo telah
                    menjodohkannya dengan Siti Raham, karena perempuan itu
                    begitu mulia dan rendah hati. Ayah sangat mencintai Ummi.

                        Tak banyak cerita yang berhasil saya himpun di tahun-
                    tahun awal pernikahan Ayah dan Ummi. Namun yang saya
                    ingat, puncak kemiskinan  Ayah dan Ummi ialah tatkala
                    lahir anak ketiga, yaitu saya sendiri. Abang saya yang tertua
                    bernama Hisyam, lahir di kampung, meninggal dalam usia
                    5 tahun. Dia sakit-sakitan setelah kembali dari Makassar.
                    Di Makassar, Zaky lahir. Setelah mempunyai 2 orang anak,
                    mereka kembali ke Padang Panjang. Di sanalah saya lahir pada
                    1935, di sebuah kamar asrama sekolah Kulliyatul Muballighin.
                    Ayah menamakan kamar tempatnya menumpang itu “kamar
                    sudut”, karena letaknya yang terpojok di bagian sudut asrama.
                        Ketika saya berusia beberapa bulan, Ayah pergi ke Medan
                    karena ada tawaran kerja di Majalah Pedoman Masyarakat.
                    Ummi, Zaky, dan saya menyusul kemudian. Adapun abang
                    yang tertua meninggal di kampung selagi  Ayah berada di
                    Medan. Sebelas tahun kami tinggal di Medan, sampai tahun
                    1945. Dan dalam rentang waktu itu lahirlah Fakhri, Azizah,
                    Irfan, dan  Aliyah. Selama Revolusi kami berada lagi di
                    Padang Panjang dan lahirlah Fathiyah.  Waktu itulah, saya
                    menyaksikan kesulitan hidup Ayah dan Ummi. Bagaimana
                    Ayah tetap bertanggung jawab pada keluarga dengan 7 orang
                    anak, dan kesetiaan Ummi. Ditambah pula dengan beberapa
                    kemenakan, karena menurut adat Minang, seorang mamak
                    punya tanggung jawab terhadap kemenakan, yaitu anak
                    saudara perempuannya.

                        Sejak mudanya, Ayah bukanlah pegawai pemerintahan
                    atau pedagang, sebagaimana kehidupan kebanyakan lelaki di

                                                                          31





                                                                         1/13/2017   6:18:35 PM
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   31
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   31       1/13/2017   6:18:35 PM
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53