Page 49 - Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd
P. 49

Pribadi dan Martabat Buya Hamka
             http://pustaka-indo.blogspot.com
                 kampung kami. Hidupnya semata-mata dari honor karangan
                 dan pemberian murid-muridnya.

                     Di Medan, Ayah memimpin majalah dengan oplah sekitar
                 5.000 eksemplar, juga mengarang beberapa buku. Ketika
                 pindah ke Padang Panjang dalam suasana revolusi, Ayah jelas
                 tak punya sumber kehidupan tetap yang diharapkan setiap
                 bulan. Pagi-pagi Ayah keluar rumah, bertemu dengan kawan-
                 kawannya, pemimpin Muhammadiyah. Kadang-kadang sore
                 atau malam hari baru pulang. Uang yang diperoleh seluruhnya
                 diserahkan kepada Ummi.
                     Sebagai Konsul Muhammadiyah Sumatra Barat,  Ayah
                 sering  turne atau keliling ke kampung-kampung. Zaman
                 Revolusi itu tak ada kendaraan bermotor. Biasanya Ayah pergi
                 naik bendi dan tak jarang pula berjalan kaki. Berhari-hari dia
                 baru pulang ke rumah. Sering kali saat Ayah pulang turne,
                 saya mendengar pertanyaan Ayah kepada Ummi yang telah
                 lama menanti, tatkala menginjakkan kaki di tangga rumah,
                 “Lai makan nak urang?” (Adakah anak-anak makan). Ummi
                 mengangguk dan tersenyum seraya mengambil bungkusan-
                 bungkusan yang dibawa Ayah.
                     Anak-anak memang tidak sampai kelaparan, karena
                 Ummi menjual harta benda simpanannya yang dibawa dari
                 Medan. Kalung, gelang emas, dan kain-kain batik halus
                 yang dibelinya di Medan sewaktu Ayah masih menjadi Hoof
                 Redactur Pedoman Masyarakat, dijual dengan harga di bawah
                 pasar, untuk dibelikan beras dan biaya sekolah anak-anak.

                     Tak jarang saya lihat Ummi menitikkan air mata
                 tatkala membuka lemarinya untuk mengambil lagi kain-
                 kain simpanannya. Kemudian dia jual ke pasar. Sekali Ayah
                 pernah mengeluarkan beberapa helai kain Bugisnya untuk

                 32





                                                                         1/13/2017   6:18:35 PM
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   32
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   32       1/13/2017   6:18:35 PM
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54