Page 77 - Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd
P. 77

Pribadi dan Martabat Buya Hamka
             http://pustaka-indo.blogspot.com
                     Jelaslah bahwa Buya Hamka sebagai seorang pengarang
                 yang telah di anggap terkemuka di antara kawan-kawannya,
                 seperti Teew itu, mengarang adalah suatu perjuangan. Bukan
                 sekadar bersenandung memuja alam dan keindahan bela ka,
                 tetapi mengarang adalah suatu mata rantai perjuangan yang
                 panjang untuk me negakkan Islam dari sektor kebudayaan,
                 yang di dalamnya terdapat unsur-unsur seni, akhlak, budi,
                 dan daya, serta ilmu pengetahuan, de ngan Islam sebagai
                 sumbernya. Dia tak peduli apakah kritikus dan para ahli
                 sastra akan menggo longkannya satu angkatan atau tidak,
                 karena bukan untuk itu dia mengarang. Ketika orang bertanya
                 apa yang mendorongnya menjadi penga rang yang begitu
                 produktif sampai hari tuanya, Buya Hamka menjawab, “Dasar
                 kepengarangan saya adalah cinta.”

                     Dalam ribuan kali pidato, dakwah, dan khutbahnya, Buya
                 Hamka menguraikan arti cinta itu. “Cinta tertinggi adalah
                 kepada Dia Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yaitu
                 Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pandanglah alam dengan penuh
                 cinta, dan berjuang dengan semangat cinta. Dengan begitu,
                 Anda akan berbalas-balasan cinta dengan Dia Pemberi cinta.
                 Cinta sejati adalah tatkala Anda memasuki gerbang maut dan
                 berte mu Dia:‘Almautu ayatu bi sadiq’.”
                     Betapa sulit mengategorikan seorang pengarang yang
                 me miliki pandangan hidup seperti itu. Barangkali itulah
                 sebabnya, kritikus dan para ahli sastra modern kita tak bisa
                 memasukkannya ke angkatan-angkatan sastra Indonesia.
                 Demikianlah Buya Hamka, seseorang yang mendasarkan
                 karangannya dengan cinta, dan memperoleh ilhamnya dari
                 Kota Medan ini, dengan tinta yang tak pernah kering, sampai
                 dia menemukan cin ta sejati tatkala memasuki gerbang maut


                 60                                           pustaka-indo.blogspot.com





                                                                         1/13/2017   6:18:37 PM
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   60
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   60       1/13/2017   6:18:37 PM
   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82