Page 109 - Islamic-theology-Ibnul-Jawzi-membongkar-kesesatan-akidah-Tasybih-meluruskan-penyimpangan-dalam-memahami-sifat-sifat-Allah-Nurul-Hikmah-Press-173-Hal
P. 109

Islamic Theology  | 101

           tempat  dan  tanpa  arah;  karena  tempat  dan  arah  adalah  makhluk-
           Nya]. Adapun bahwa budak perempuan tersebut berisyarat dengan
           mengatakan di arah langit adalah untuk tujuan mengagungkan Allah
           [Artinya  bahwa  Allah  sangat  tinggi  derajat-Nya.  Dan  pertanyaan
           Rasulullah  dengan  redaksi  “ًًأ”  adalah  dalam  makna  “  يضم  ام
           ؟لله  ٪مُٓٗح”;  artinya  “Bagaimana  engkau  mengagungkan  Allah?”,
           oleh  karena  kata  “ًًأ”  digunakan  tidak  hanya  untuk  menanyakan
           tempat,  tapi  juga  biasa  digunakan  untuk  menanyakan  kedudukan
           atau derajat].


           Hadits Ke Delapan Belas

                  Abu Razin meriwayatkan, berkata:
                                      ّ َ َ
                                             ْ َ َ
                                                              ُ ْ ُ َ َ ْ َ
                 ؟ه َ   ٣ل  َ َ َ      ً   س   ل   ٤     ز  ُ    ب   ل     نأ  ْ َ ْ َ ْ ُ    ٢ ا   ى   بع نا    ً     ٧    ًأ الله    ٫      ىؾ   ع ا   ً :    ل   ذ    ٢ )لُ٢(
                                      َ َ
                                                                َ َ
                                                    َ
                                                         َ َ
                                                  َ ْ ُ َ َ
                                َ
                 ه   ق ْ    ٤ل     غٖ  َ َ    م     ز  ّ    ز ءا   ىه ه   ٢ى   ٞ لاو ءا    هخ     ه   ى    د   ج ا   م ،ءا   م   ٖ ي ِ    نا     ف    ٧ :٫ا٢
                                                               َ ْ
                                                                ءا   تهإا ىل   ٖ َ
                 [Makna  literal  riwayat  ini  tidak  boleh  kita  ambil,
                 mengatakan:  “Aku  berkata:  “Wahai  Rasulullah  di
                 manakah  Tuhan  kita  sebelum  Dia  menciptakan
                 makhluk-Nya?  Rasululah  berkata:  “Dia  dalam  awan,
                 tidak ada udara di bawah-Nya dan di atas-Nya, lalu Dia
                 menciptakan arsy-Nya di atas air”].
                  Makna  “ءامٗلا”  dalam  bahasa  adalah  “باخسلا”;  artinya
           “awan”. Kata “  ١ىٞ” [yang secara literal bermakna “di atas”] dan kata
           “ذدج” [secara literal bermakna “di bawah”] dalam redaksi riwayat di
           atas adalah kembali kepada kata “ءامٖ” (awan), bukan kembali ke
           “Allah”. Kemudian  kata “يف” dalam kalimat “ءامٖ يف” adalah dalam
           pengertian “  ١ىٞ” [dalam makna mengatur dan menguasai]. Dengan
           demikian makna yang dimaksud oleh hadits tersebut adalah bahwa
           Allah  maha  tinggi  derajat-Nya;  Dia  maha  mengatur  dan  maha
           menguasai.  Hanya  saja  untuk  pendekatan  maka  jawaban
   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114