Page 114 - Islamic-theology-Ibnul-Jawzi-membongkar-kesesatan-akidah-Tasybih-meluruskan-penyimpangan-dalam-memahami-sifat-sifat-Allah-Nurul-Hikmah-Press-173-Hal
P. 114
106 | Islamic Theology
َ
َ
َ
ّ
ْ َ
ُ َ
َ
ً ْ م ى لاٗح الله بج ع ض٣ ل" :٫ا ٣ٞ ّ َ َ و ؾ ل م ّ َ هُل ُ ٖ الله ّ َ ُ يب ن ل ى ّ ىلا
ِ
ِ
َ
"ت لُ للا ا َ ٨ م ُٟ ًب ا م َ ٨ُٗ ِ ن ي َ
ِ
[Dari sahabat Abu Hurairah bahwa seseorang datang
kepada Rasulullah, ia berkata: “Sesungguhnya saya
tengah kesulitan”. Maka Rasulullah berkata [kepada
para sahabatnya]: “Siapakah yang mau menjamu orang
itu malam ini?”. Lalu seorang dari sahabat Anshar
berdiri: “Aku wahai Rasulullah”. Maka ia pergi
membawa tamu tersebut ke tempat istrinya. Ia bertanya
kepada istrinya: “Adakah engkau memiliki makanan?”,
istrinya menjawab: “Tidak ada, kecuali makanan anak-
anak kita”. Ia berkata: “Buatlah alasan bagi mereka, jika
mereka ingin makan malam maka tidurkanlah mereka,
lalu jika tamu kita masuk maka matikanlah lampu dan
perlihatkan kepadanya bahwa kita tengah makan
[bersamanya]”. Kemudian mereka semua duduk, dan
tamu tersebut makan [sementara lampu dimatikan dan
kedua orang suami istri ini menggerak-gerakan tangan
seakan sedang makan untuk menemani tamunya
tersebut]. Di pagi harinya Rasulullah berkata kepada
sahabat tersebut: “ ام٨ُٗين ًم ىلاٗح الله بجع ض٣ل
تلُللا ام٨ًُٟب”. [Teks ini tidak boleh kita pahami dalam
makna literal, yang mengatakan: “Allah benar-benar
telah heran terhadap perbuatan kalian berdua terhadap
tamu kalian tadi malam. Makna literal ini seakan
mengatakan bahwa Allah “heran” atau “takjub”].
Dalam hadits lainnya, di antara hadits-hadits yang
diriwayatkan menyendiri oleh al-Imâm al-Bukhari (tafarrud), dari
sahabat Abu Hurairah, dari Rasulullah berkata:
َ ّ ُ ْ ُ
ْ ّ
ّ
ُ ْ ْ
َّ
ج ى ت َ لا م ه ُ لز ض ً ى ت خ ل ؾلا ؿلا ي ْ ِ ِ ِ ب ه م ف غح ٍ َ ٢ ى م ًم الله ب ع ج َ َ َ )لُ٢(
ِ