Page 118 - Islamic-theology-Ibnul-Jawzi-membongkar-kesesatan-akidah-Tasybih-meluruskan-penyimpangan-dalam-memahami-sifat-sifat-Allah-Nurul-Hikmah-Press-173-Hal
P. 118

110 | Islamic Theology

                  Adapun kata “ثادبؾ” adalah bentuk jamak (plural) dari kata
           “تدبؾ”;  dalam  bahasa  Arab  biasa  dipergunakan  untuk

           mengungkapkan keagungan (al-Jalâlah) dan kesucian, seperti pada
           kalimat “الله نادبؾ”; akar kata “نادبؾ” berasal dari “تدبؾ”, dengan
           demikian  makna  kalimat  “الله  نادبؾ”  adalah  untuk  tujuan
           mengagungkan  dan  mensucikan  Allah.  [Dengan  demikian  makna
           teks hadits di atas “ههحو ثادبؾ”; artinya “keagungan Dzat Allah”].


                  Sementara  al-Qâdlî Abu  Ya„la  al-Mujassim berkata:  “Tidak

           terlarang  untuk  mengatakan  bahwa  Dzat  Allah  dihalangi  oleh
           sesuatu dari arah bawah; tanpa kita mengatakan bahwa penghalang-
           Nya itu membatasi-Nya dan tanpa menetapkan adanya jarak antara
           Dzat-Nya  dengan  penghalang  tersebut”.  Na„ûdzu  billâh.  Perkataan
           Abu  Ya„la  ini  sangat  rancu  dan  menyesatkan,  tujuannya  untuk
           mengelabui dan membodohi orang-orang awam.


           Hadits Ke Dua Puluh Tiga

                  Sahabat Abdullah ibnu Abbas meriwayatkan dari Rasulullah,
           bahwa Rasulullah bersabda:
                                     َ
                                ُ
                                              َ
                   َ
                                                             ّ ْ َ
                   ٫ا    ِ    مع ي   ف ت   ٗم  ْ    ل     ح  ّ ُ َ    ٧ ي   ف ى   لاٗح  َّ ُ ْ      بع   ه   م      نو   غ   ً ت  ىج  ْ ّ َ َ    ل     لا  ْ      هأ    نئ )لُ٢(
                       ِ
                                   ِ
                                                                   َ ُ
                                 َ ْ َ
                                                         ُ ْ
                                           ْ َ ُ ُ ْ
                                                  َ ْ ً
                       ت      ٗم  ُ َ    ى   م     لا   ج    ً هُلئ    غ   ٖ   ه   م      ؾأ ا   ؿل   ج   م هىم    مه      بغ   ٢أو ،ع ْ    ٞا   ى    ٩لا
                 [Makna  literal  riwayat  ini  tidak  boleh  kita  ambil,
                 mengatakan:  “Sesungguhnya  penduduk  surga  akan
                 melihat  Tuhan  mereka  pada  setiap  hari  jum„at  di
                 pepasiran kapur, dan orang yang paling dekat duduknya
                 dari Allah dari mereka adalah orang yang paling cepat
                 datang kepada-Nya pada hari jum„at”].
                  Pemahaman  sabda  Nabi:  “  عىٞا٩لا  ٫امع  يف”  bukan  dalam
           makna  literalnya  seakan  bahwa  Allah  berada  dalam  “pepasiran
           kapur”, tetapi untuk mengungkapkan bahwa Allah sangat nyata pada
           pandangan mereka. Demikian pula sabda Nabi: “اؿلجم هىم مهبغ٢أ”
   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123