Page 121 - Islamic-theology-Ibnul-Jawzi-membongkar-kesesatan-akidah-Tasybih-meluruskan-penyimpangan-dalam-memahami-sifat-sifat-Allah-Nurul-Hikmah-Press-173-Hal
P. 121
Islamic Theology | 113
langit dengan satu jari, seluruh lapisan bumi dengan
satu jari, gunung-gunung dan pepohonan dengan satu
jari”. Dalam satu riwayat mengatakan: “Air dan tanah
dengan satu jari, kemudian Allah menggerakan itu
semua”. Maka Rasulullah tertawa [mendengar
perkataan pendeta tersebut], lalu bersabda [dengan
turunnya firman Allah: “Dan tidaklah mereka dapat
mengenal Allah dengan sebenar keagungan-Nya”].
Aku (Ibnul Jawzi) katakan: “Tertawanya Rasulullah dalam
hadits di atas sebagai bukti pengingkaran beliau terhadap pendeta
(Yahudi) tersebut, dan sesungguhnya kaum Yahudi adalah kaum
yang menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya (kaum
Musyabbihah). Lalu turunnya firman Allah: “هعض٢ ٤خ الله اوعض٢ امو”
adalah bukti nyata lainnya bahwa Rasulullah mengingkari mereka
(kaum Yahudi)”.
Senada dengan riwayat di atas sebuah hadits lainnya
mengatakan:
ّ ُ ُ
َ َ
ْ َ ْ
َ
ّ ْ
ًم خ غلا ٘با نأ ْ ِ ٗب ح ن م ً نأ ب ح ن َ ْ َ صا م ء ِ نب ي ْ َ ٢ ل ى ب نئ )لُ٢ (
َ
َ َ
ءا ك ٌ ٠ُ ٦ ا ُ َ ً ٣ ل ب ه ُ َ ّ
[Makna literal riwayat ini tidak boleh kita ambil,
mengatakan: “Sesungguhnya seluruh hati manusia
berada di antara dua jari dari jari-jari Allah, Dia
membolak-baliknya sesuai apa yang Dia kehendaki”].
[makna hadits ini bukan dalam pengertian literalnya], tetapi hadits ini
untuk menunjukan bahwa hati setiap manusia di bawah kekuasaan
Allah. Ketika diungkapkan “نحٗبنأ نحب”, artinya bahwa Allah
sepenuhnya menguasai hati tersebut dan Allah maha berkehendak
untuk “membolak-balik” hati setiap manusia.
Sementara al-Qâdlî Abu Ya„la al-Mujassim berkata: “Tidak
ada larangan untuk memberlakukan teks hadits tersebut dalam