Page 13 - Islamic-theology-Ibnul-Jawzi-membongkar-kesesatan-akidah-Tasybih-meluruskan-penyimpangan-dalam-memahami-sifat-sifat-Allah-Nurul-Hikmah-Press-173-Hal
P. 13

Islamic Theology  | 5

                hadapan  orang  banyak  ia  memberikan  nasehat,  namun  di
                tengah nasehatnya ia membicarakan masalah ziarah ke makam
                para  Nabi,  lalu  dalam  kesimpulannya  Ibnu  Qayyim  berkata:
                “Karena itu aku katakan bahwa sekarang aku akan langsung
                pulang dan tidak akan menziarahi al-Khalil  (Nabi Ibrahim)”.
                  Kemudian Ibnu Qayyim berangkat ke wilayah Tripoli (Nablus
                Syria),  di  sana  ia  kembali  membuat  majelis  nasehat,  dan  di
                tengah nasehatnya ia kembali membicarakan masalah ziarah ke
                makam  para  Nabi,  dan  dalam  kesimpulan  pembicaraannya
                Ibnu  Qayyim  berkata:  “Karena  itu  hendakalah  makam
                Rasulullah  jangan  diziarahi!!”.  Tiba-tiba  orang-orang  saat  itu
                berdiri  hendak  memukulinya  dan  bahkan  hendak
                membunuhnya,  namun  peristiwa  itu  dicegah  oleh  gubernur
                Nablus saat itu.

                  Karena kejadian ini, kemudian penduduk al-Quds Palestina
                dan  penduduk  Nablus  menuliskan  berita  kepada  para
                penduduk Damaskus prihal Ibnu Qayyim dalam kesesatannya
                tersebut. Di Damaskus kemudian Ibnu Qayyim dipanggil oleh
                salah seorang hakim (Qâdlî)  madzhab Maliki. Dalam keadaan
                terdesak Ibnu Qayyim kemudian meminta suaka kepada salah
                                                             Syamsuddin ibn
                seorang Qâdlî  madzhab Hanbali, yaitu al-Qâdlî
                Muslim  al-Hanbali.  Di  hadapannya,  Ibnu  Qayyim  kemudian
                rujuk  dari  fatwanya,  dan  menyatakan  keislamannya  kembali,
                serta menyatakan taubat dari kesalahan-kesalahannya tersebut.
                Dari  sini  Ibnu  Qayyim  kembali  dianggap  sebagai  muslim,
                darahnya terpelihara dan tidak dijatuhi hukuman.
                  Lalu Ibnu Qayyim dipanggil lagi dengan tuduhan fatwa-fatwa
                yang  menyimpang  yang  telah  ia  sampaikan  di  al-Quds  dan
                Nablus, tapi Ibnu Qayyim membantah telah mengatakannya.
                Namun  saat  itu  terdapat  banyak  saksi  bahwa  Ibnu  Qayyim
                telah benar-benar mengatakan fatwa-fatwa tersebut. Dari sini
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18