Page 16 - Islamic-theology-Ibnul-Jawzi-membongkar-kesesatan-akidah-Tasybih-meluruskan-penyimpangan-dalam-memahami-sifat-sifat-Allah-Nurul-Hikmah-Press-173-Hal
P. 16

8 | Islamic Theology

                perkara ini telah disebutkan dalam hadits Nabi. Orang ini juga
                tahu bahwa al-Kursi
                                    yang sangat besar tersebut jika dibanding
                dengan besarnya arsy maka al-Kursi  tidak ubahnya hanya mirip
                batu kerikil dibanding padang yang sangat luas. Anehnya, orang
                ini pada saat yang sama berkeyakinan persis seperti keyakinan
                gurunya; yaitu Ibnu Taimiyah, bahwa Allah berada di arsy dan
                juga  berada  di  langit,  bahkan  keyakinan  gurunya  tersebut
                dibela  matia-matian  layaknya  pembelaan  seorang  yang  gila.
                Orang ini juga berkeyakinan bahwa seluruh teks mutasyâbih,
                baik  dalam  al-Qur„an  maupun  Hadits-Hadits  Nabi  yang
                menurut  Ahl  al-Haq membutuhkan  kepada  takwil,  baginya

                semua teks tersebut adalah dalam pengertian hakekat, bukan
                majâz  (metafor). Baginya semua teks-teks mutasyâbih  tersebut
                                   8
                tidak boleh ditakwil” .
                (Dua): Hendaklah senantiasa waspada terhadap ajaran sesat
           Ibnu Taimiyah. Sesungguhnya dari masa ke masa, dari generasi ke
           generasi, di mulai dari para ulama yang hidup semasa dengan Ibnu
           Taimiyah sendiri hingga para ulama di zaman sekarang ini; mereka
           semua memerangi paham sesat Ibnu Taimiyah, kecuali mereka yang
           sepaham dengannya.
                  Ia  bernama  Ahmad  Ibnu  Taimiyah,  lahir  di  Harran  dalam
           keluarga  pancinta  ilmu  dalam  madzhab  Hanbali.  Ayahnya  adalah
           seorang  baik  dan  tenang  pembawaannya,  ia  termasuk  orang  yang
           dimuliakan oleh para ulama daratan Syam saat itu, juga dimuliakan
           oleh  orang-orang  pemerintahan  hingga  mereka  memberikan
           kepadanya beberapa tugas ilmiah sebagai bantuan mereka atas ayah
           Ibnu Taimiyah ini. Ketika ayahnya ini meninggal, mereka kemudian
           mengangkat  Ibnu  Taimiyah  sebagai  pengganti  untuk  tugas-tugas
           ilmiah ayahnya tersebut. Bahkan mereka sengaja menghadiri majelis-
           majelis  Ibnu  Taimiyah  sebagai  support baginya  dalam  tugasnya


                  8
                    Ibn Arabi at-Tabban, Barâ-ah al-Asy„ariyyîn
                                                        , j. 2, h. 259-260
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21